Artikel
Menulis Puisi Gaya Taufik Ismail
Muklis Puna
Taufiq Ismail adalah sastrawan senior di belantara sastra Indonesia. Beliau dibesarkan di Pekalongan dalam keluarga guru dan wartawan. Karena pengaruh lingkungan, profesi sebagai guru dan wartawan itu pun juga pernah dilakoninya. Taufiq dilahirkan di Bukittinggi dan menghabiskan masa SD di Yogyakarta, kemudian masa SMP kembali ke Bukittingi. Setelah itu ia melanjutkan SMA di Bogor, dan dengan pilihan sendiri Taufiq Ismail memilih jurusan kedokteran hewan di bangku kuliah karena ia ingin memiliki bisnis peternakan untuk menafkahi cita-cita kesusastraannya.
Meskipun berhasil menamatkan kuliahnya, akan tetapi Taufiq gagal untuk memiliki sebuah usaha ternak yang pernah ia rencanakan. Pendidikan singkat lain yang Taufiq tempuh adalah American Field Service International School, International Writing Program di University of Iowa, dan di Faculty of Languange and Literature, Mesir. ( google)
Ciri Khas Puisi Taufik Ismail
1) Kritik Sosial
Puisi-puisi yang ditulis oleh Taufik Ismail adalah jenis puisi kritik sosial yang merupakan bentuk halus dari demonstrasi yang ditulis dengan bahasa karya sastra. Puisi-puisi Taufik Ismail lebih dekat kepada persoalan politik dalam negeri, kondisi sosial ekonomi, dan hal-hal kontemporer lainnya. Secara umumTaufiq Ismail menulis puisi dalam konteks bernafaskan politik dan agama. Puisi-puisi yang bersangkut paut dengan politik, khususnya tahun 1960an, sering dikritik oleh Taufiq Ismail, karena pada zaman tersebutlah Republik Indonesia mengalami krisis; seperti, PKI dan perubahan orde lama ke orde baru.
Melalui aspirasi keagamaan, menunjukkan bahwasannya Taufiq Ismail merupakan orang yang taat dan teguh dalam memeluk beragama. Aspirasi politik dan agama tersebut sering dikaitkan kedalam puisi-puisinya agar pembaca atau pendengar dapat mengkaitkan kritiknya dengan posisinya dalam menganut ajaran agama. Puisi-puisinya juga terkadang terbentuk dalam sebuah nasihat.
Pada umumnya, puisi yang bersifat nasihat terdapat unsur-unsur keagamaan. Hal ini agar membuat penikmat puisi tersentuh akan saran dan pendapat yang diberikan. Dalam penulisan puisi, pemilihan kata yang tepat seperti kata "kita" sering digunakan demi membuat suasana universal dan nyata. Penggunaan rima yang bersamaan demi membuat puisi lebih bermakna. Terkadang puisi-puisi Taufik Ismail mampu memotret peristiwa bersejarah.
2) Lugas dan Transparan
Jika pembaca menyimak puisi-puisi karya Taufik Ismail, maka pembaca tak akan dibuat rumit dengan sajian diksi yang sublim. Puisi-puisi karya Taufik Ismail adalah puisi transparan yang cukup mudah untuk dimengerti dan dinikmati. Puisinya bagaikan cerpen yang ringkas. Penggunaan majas dalam puisi-puisi Taufik Ismail lebih sederhana.
Untuk membuktikan bahwa puisi Taufik Ismail benar benar transparan atau bebas sublime perhatikan langkah –langkah menulis puisi gaya Taufik Ismail.
a) Bacalah kumpulan puisi Taufik Ismail yang banyak berada ditoko buku disekitar tempat tinggal penulis.
b) Pahamilah gaya bahasa yang digunakan oleh penyair
c) Perhatikan tujuan atau sikap Taufik Ismail dalam setiap puisi yang ditulis.
d) Perhatikan masalah sosial yang disorot Taufik Ismail dalam puisi yang ditulis.
e) Cobalah menulis puisi dengan bersandar pada puisi puisi taufik Ismail, dengan gaya sendiri, namun menyerupai gaya penyair tersebut.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh puisi berikut.
TUHAN DALAM SAKU CELANA
Muklis Puna
Negeriku adalah surga bagi tengkulak informasi,
Ramah-rumah menyambut perubahan tanpa sulingan dan gamang
Alat komunikasi serba canggih, parkir pada setiap saku celana
Tak peduli pejabat, menteri, presiden, pemulung, tukang becak, guru dan dosen
Semua menghamba pada kotak lima senti
Di warung kopi orang- orang sibuk bercanda dengan ponsel,
di gedung dewan , anggota DPR lalai dengan ponsel walau nasib rakyat dalam bahasan ,
di kantor pegawai buka ponsel,
di kabinet, menteri buka ponsel,
di Mahkamah Agung yang butuh konsentrasi hukumpun, ponsel sering menjerit
Hansip, tentara, perwira, dan jendral nongkrong mengabdi pada ponsel,
Petani walau baju penuh lumpur, namun ponsel tetap berteduh dalam saku
Negeriku ramah bagi situs porno dan game online yang menguras rupiah,
tapi siksa kubur bagi orang tak berdosa,
Dalam kelas, siswa SMA pakai ponsel,
headset ditanam dalam kerudung menikmati musik Korea,
Di ruang guru, para cikgu chating dengan sahabat maya,
Di kampus, mahasiswa berselancar mencari jawaban final persembahan google,
Di ruang kuliah, dosen mengajar dari ponsel dengan materi copy paste,
Di angkot penumpang buka ponsel,
Di bis kota yang pengap dan gerah, sambil berdiri juga buka ponsel,
Di wifi para pencandu bertanding game online dengan ponsel
Negeri ini nirwana kayangan para dewa-dewa informasi,
tapi cobaan berat bagi yang gagap
Ponsel dipuja bak berhala, tuhan baru, diam-diam membimbing lewat udara
Di pasar orang buka ponsel,
Bercakap-cakap kita jarak jauh tak tertahankan ,
Kawan di samping diusir menjauh, kawan jauh dicumbu di ujung jari,
Isteri-isteri selingkuh dalam dekapan suami
Ketika melayani para suami mengigau kadang mengigau selingkuhanya,
Duduk kita di bibir ranjang ketika orang bergumul, menularkan obrolan mesra,
kita seperti diusir lewat ujung jari
Duduk kita disebelah orang, dengan cueknya bermain ponsel
lewat Fb, Istagram, Twiter dan Whaatsap
di kantor dan di cafe- cafe, kita ketularan penyakit.
Situs sesat mencuci polah dalam bersikap
Negeriku adalah surga konsumsi alat canggih paling subur di jagad ini,
Membangun negeri orang di negeri sendiri.
Negeriku adalah surga bagi pecandu ponsel,
Lhokseumawe 23 Juli 2017
Komentar
Posting Komentar