Puisi Pendidikan

 POTRET SEORANG GURU

Muklis Puna


Jam lima lewat lima belas derajat

Alarm menjerit,  tubuhnya gemetar  

Suaranya menampar malam berulang- ulang


Di sebuah kamar 

Diantara pagi dijemput matahari

Diantara rombongan malaikat balik haluan

Diantara malam enggan menutup mata


Seorang guru muda idealis beranjak dari lelap

Dari mimpi membangun kaki - kaki negeri

Mengusir kebodohan yang bersemayam di sela- sela pelangi


Dia  tabu dan kaku,  hanya kenal dengan hukum baku

Adalah ilmu kampus nan ilmiah jadi andalan 

Dia berpikir semua konsep harus sesuai rencana


Dia tak tahu bahwa budak pendidikan adalah permen, 

Timbul tenggelam di ruang kelas

Seperti  kuda beban disematkan kaca mata hijau

Lalu merumput di lahan kering


Dalam hitungan bulan ia bertukar tempat

Diseret ke dalam siklus membuang  ego


Kutempekan kuping di dadanya

Ada gemuruh seperti tambur ditabuh hujan

Petir dan guntur mengaduk kecewa,  

Jiwa tak setakat dengan kata,  

pembangunan pendidikan hanya kamuflase

Orang- orang mengunyah kertas dalam sketsa

Jari jemari menari memainkan gitar tak berdawai


Seorang guru muda nan cerdas kini tak lagi idealis

Seragam kebohongan semakin mengkilap

Nama tuhan dibajak

Kitab  suci  diobral

Kebenaran disulap


Kemarin pagi kusapa dia dalam suka

Berubah 360 derajat menggugat  segala petuah

Jiwanya sudah gersang karena hujan kejujuran telah mati

Bibirny tak lagi kebas,  bagai riak di musim badai

Menghantam batu batu  pengawal pasang


Seorang guru muda  datang dari  rasa mengambang

Tampilan bagai ombak mengkilap

Berjalan menuju pantai,  pecah dihempas badai

Menebar kabar pada pantai,  

Bahwa di sana hanya bulan yang memompa pasang


Lhokseumawe,  29 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Esai

Artikel

Esai