Esai

 TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN OBJEK


Muklis Puna


Menulis puisi berdasarkan objek merupakan  salah satu teknik menulis yang sangat mudah dilakukan oleh pemula.  Sebagai makhluk bumi tentunya setiap hari penulis dapat membidik objek - objek yang menarik.  Objek yang dimaksud bisa apa saja,  hal apa saja atau bahkan suasana apa saja.  Konteks objek dalam penulisan puisi tidak dipagari oleh makna leksikal yang ada dalam tata bahasa tradisional.  Namun kajian objek di sini adalah bersifat empiris ( bisa diinderawi) 


Penulis yang sudah handal,  jika Ia mau merujuk pada objek,  maka hampir setiap saat dia bisa menghasilkan puisi.  Tentunya faktor psikologis,  psiologis dan kesehatan menjadi faktor pendukung dalam menulis.  Hal ini tidak hanya berlaku pada teknik menulis puisi berdasarkan objek. 


Bagi pengajar,  guru,  instruktur atau penulis pemula tentunya dapat menggunakan teknik ini  dan diturunkan kepada peserta didik atau bekal awal bagi pemula.  Adapun langkah- langkah yang dibutuhkan  sangat sederhana dan mudah.:


1. Amatilah objek yang berada di sekeliling Anda.  Atau mungkin pada saat berpergian tamasya ke gunung,  laut atau objek lain berupa pengemis,  dan objek lain yang dianggap spesial.  Perlu dipahami bahwa penulis yang hebat adalah penulis yang punya sudut pandang spesial  terhadap suatu objek. 


2. Pikirkan tema yang cocok sesuai objek yang diamati. Sebagai penguatan,  tema itu sendiri mencakup ruang lingkup yang luas.  Mengingat tema yang terlalu luas, maka peulis dipersilahkan untuk mengerucutkan tema  ke pokok soal yang spesial. 


3.Setelah fokus pada tema yang dipilih,  langkah selanjutnya adalah mengumpulkan diksi yang berkaitan dengan tema.  Pemilihan diksi perlu dillakukan melalui pertimbangan  yang matang.   Setiap diksi yang dipilih harus mempunyai hubungan representasi dengan objek yang dipilih. 


4.Pastikan setiap diksi yang dipilih mampu menggerakkan daya khayal dan mengandung semua aspek imaji,  baik citraan perasa,  penglihatan,  pendengaran,  penciumaan dan citraan lain yang membuat puisi itu hidup dan mempunyai roh. 


5. Jika ke empat  hal di atas sudah terpenuhi.  Saatnya penulis menentukan tujuan penulisan. Hampir dipastikan semua tulisan punya tujuan yang ingin disampaikan kepada pembaca selaku penikmat.  Tujuan penulisan dalam puisi tidak sama dengan teks lain yang ada dalam tata bahasa Indonsia umumnya.  Namun tujuan ini perlu ditentukan penulis berupa sikap dan cara pandang penulis yang dialirkan kepada pembaca. 


6. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam penulisan puisi berdasarkan objek. Langkah ini adalah menulis puisi.  Mulailah menulis puisi dengan bersandar pada inspirasi dan kreativitas berpikir.  Tulislah puisi berdasarkan rancang bangun yang sudah ditentukan dari awal.  


7. Apabila dirasa sudah cukup dan semua aspek di atas sudah memenuhi syarst sebuah puisi,  langkah terakhir adalah revisilah puisi tersebut.  Hal yang perlu diperhatikan dalam revisi adalah rangkain puisi baik dari segi typografi (rima,  bait dan irama)   sedangkan dari segi struktur batinnya adalah nada,  rasa dan suasana dalam puisi sesuai dengan objek yang ditulis.  Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh puisi berikut:


AKU,   CAMAR  DAN HUJAN  BULAN NOVEMBER


Muklis Puna


Pagi berlalu,  laut berkabut

Ombak menari pelan pulang ke pantai 

Pasir -pasir terlelap dalam buaian hujan 

Di pondok -pondok bisu aku berteduh,  menunggu jenuhnya rinai bersenggama dengan bumi


Hujan bulan November adalah nikmat di ujung kemarau rasa

Laut  teduh,  nelayan mendengkur dipeluk dingin

Satu  dua gelombang pecah memburat buih

Begitu indah penantian pagi dipeluk dingin


Dari jauh camar menyamar di langit abu- abu

Berputar dan menukik mengecup pucuk-pucuk gelombang

Bebas menebas membuang rasa tanpa beban


Andai aku mampu menebar resah seperti camar

Bebas dari resah menghadang tanggungan

Bebas pajak jalanan yang melipat

Bebas berfoya ria mengungkap resah


Luput dari tugas yang menumpuk

Luput dari politik - politik ambigu

Luput dari rindu yang menderu

Luput dari  sejuta kisah yang menguras peluh


Waktu terus mendaki siang 

Matahari dibalut kabut,  kaki langit mendekap laut

Pondok -pondok berceloteh

Orang -orang menghempas selimut

Duduk terpasung memangku harapan


Aku,  camar dan hujan bulan November

Adalah penantiian merenda pagi 


Lhkseumawe,  21 November 2019


SELAMAT MENCOBA!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel

Esai